Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai, kali ini InfoErsan akan membahas tentang Pola Makan Nabi Muhammad SAW. Langsung saja baca artikel di bawah ya...???
Pola makan yang baik adalah pola makan yang sehat, terpenuhi gizi untuk
tubuh, dan makan dengan teratur. Sebagai muslim sudah sepatutnya kita
berpedoman pada gaya hidup nabi besar kita Muhammad SAW, selain akhlak yang
baik yang jelas akan menjadikan rohani kita baik, tak ada salahnya kalau kita
mencontoh kebiasaan makan Beliau untuk menghasilkan jasmani yang sehat. Dibawah
ini beberapa kebiasaan makan Nabi yang saya dapat dari salah satu sumber.
Hal pertama yang menjadi menu keseharian Rasulullah adalah udara segar di
subuh hari. Sudah umum di ketahui bahwa udara pagi kaya dengan oksigen dan
belum terkotori oleh zat-zat lain. Ini ternyata sangat besar pengaruhnya
terhadap vitalitas seseorang dalam aktifitasnya selama sehari penuh. Maka tidak
usah heran ketika kita tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu
malas untuk beraktifitas. Selanjutnya Rasulullah menggunakan siwak untuk
menjaga kesehatan mulut dan giginya.

Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma
ajwa`/matang.Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir korma, maka akan
terlindungi dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh
racun dalam makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang
khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh
zat-zat yang terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra`, salah seorang
sahabat yang ikut makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah
selamat.
Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke
daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Belakangan terbukti
bahwa kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak
perlu heran kalau Allah menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma disaat
kehamilannya. Sebab memang itu bagus untuk kesehatan janin.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak
zaitun. Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi di
konsumsi dengan makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali,
diantaranya mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan
sembelit, menghancurkan kolesterol dan memperlancar pencernaan. Ia juga
berfungsi untuk menncegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.


Sekarang masuk pada tata cara mengkonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya
dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apapun gizinya, kalau pola konsumsinya
tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah
menghindari isrof, atau berlebihan. Kata Rasulullah, cukuplah bagi manusia itu
beberapa suap makanan, kalaupun harus makan, maka sepertiga untuk makanannya,
sepertiga untuk air minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya (al hadis).
Ketika seseorang terlalu banyak makanannya, maka lambungnya akan penuh dan
pernafasannya tidak bagus, sehingga zat-zat yang terkandung dalam makanan
tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Imbasnya, kondisi fisik menjadi
tidak prima, dan aktifitaspun tidak akan maksimal. Tetapi kenyang adalah
tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya, sesuai dengan proporsi dan
ukurannya. Kemudian Rasulullah juga melarang untuk idkhol at thoam alatthoam,
alias makan lagi sesudah kenyang.
Yang selanjutnya , Rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua
jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan
daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam,
karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengkonsumsi
daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan
ginjal. Pesan Umar ra Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi
hewan-hewan ternak!
Dari sini kita bisa tahu bahwa ternyata Rasulullah sangat memperhatikan
masalah gizi dan menu makanan. Dan di tengah mengaburnya semangat untuk
mengikuti sunnah rasul, ini bisa menjadi spirit untuk memulai menghidupkannya
kembali. Apalagi menu-menu tersebut terbukti bisa dipertanggungjawabkan secara
kesehatan.
Posting Komentar