Dirgahayu Indonesiaku

Assalamualaikum Wr. Wb.

   Selamat Ulang Tahun Indonesia !!! Tak disangka, Indonesia sudah menginjak usia 67, bukan usia muda lagi buat Indonesia, bisa di bayangkan betapa banyak peristiwa terjadi di Bumi Pertiwi. Nah, Admin dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia akan membahas tentang Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.






   Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia :

   6 Agustus 1945, sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.

   7 Agustus 1945, BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) / Dokuritsu Junbi Cosakai (dalam bahasa Jepang), berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) / Dokuritsu Junbi Inkai (dalam bahasa Jepang), untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.

    9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

   10 Agustus 1945, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

   12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

    14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
   Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
    Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.

   16 Agustus 1945, para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
   Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Teks Proklamasi tulisan tangan Ir. Soekarno
   Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Teks Proklamasi setelah diketik oleh Sayuti Melik
   Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

   17 Agustus 1945, perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. 
   Pagi harinya,  di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks :

Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan proklamasi kami:

PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA

Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. 
   Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
   Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

   18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
   Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Peringatan 17 Agustus  :

   Setiap tahun rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari berbagai Perlombaan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang diadakan di kampung-kampung/ pedesaan dan diikuti oleh warga setempat serta dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa. Lomba-lomba yang biasanya menghiasi setiap desa adalah :
  • Panjat pinang
  • Balap bakiak
  • Tarik tambang
  • Sepeda lambat
  • Makan kerupuk
  • Balap karung
  • Perang bantal
  • Pemecahan balon
  • Pengambilan koin dalam terigu
  • Lari Kelereng
  • dll. 

   Upacara Bendera memperingati Hari Proklamasi Indonesia di lapangan yang biasanya di adakan oleh pemerintahan daerah, upacara militer di Istana Merdeka.
Logo Google, 17 Agustus 2012
   Bahkan, Google hari ini juga memperingati kemerdekaan Indonesia dengan tema doodle berupa perlombaan balap karung dan lomba makan krupuk khas perayaan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus. ( Tahun sebelumnya (2011) Google juga memperingati kemerdekaan Indonesia dengan tema doodle berupa panjat pinang yang sementara menggantikan huruf "L"-nya Google).
Logo Google, 17 Agustus 2011

Peringatan Detik-detik Proklamasi :

   Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.
(dengan  pengubahan seperlunya)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sejarah Piala AFF Suzuki Cup

Assalamualaikum Wr. Wb.

 

   Temen-temen, masih ingat nggak sama Piala AFF Suzuki Cup 2010 lalu ??? Pasti ada satu dari yang sekian baca artikel ini masih kecewa karena Timnas Indonesia tercinta gagal merebut juara. Tapi tenang kawan, tahun ini (2012) akan diadakan lagi Piala AFF Suzuki Cup 2012 yang akan digelar di Malaysia-Thailand . Jadi kesempatan Timnas Indonesia untuk menyabet gelar juara pertamanya bisa terwujud... Tapi sebelum menonton pertandingannya kalian sudah tau belum sejarah Kejuaraan sepak bola antar negara ASEAN ini ? Bagi yang belum silahkan baca artikel ini dibawah ini.

Logo Resmi AFF Suzuki Cup 2012

   Turnamen yang diselenggarakan oleh AFF ( ASEAN Footbal Federation ) dahulu  dinamai Piala Tiger, karena berasal dari sponsornya bir Singapura, " Tiger Beer ". Pada tahun 2007, Kejuaraan ini diganti menjadi Kejuaraan Sepak Bola ASEAN. Namun, selang setahun, Kejuaraan ini kembali diganti nama dengan Piala Suzuki AFF.

Sejarah :   
   Piala Tiger dimulai pada tahun 1996 di Singapura. Pada kejuaraan tersebut pertama digelar, Thailand berhasil merebut juara setelah mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0 di final.

   Piala Tiger 1998 yang berlangsung di Vietnam melahirkan sebuah kejadian kontroversial di mana pada babak penyisihan, dalam upaya untuk menghindari pertemuan dengan tuan rumah Vietnam di babak berikutnya, Indonesia dan Thailand memainkan sepak bola negatif karena keduanya tidak mempunyai keinginan untuk menang. Ketika skor masih 2-2 menjelang berakhirnya pertandingan, bek Indonesia Mursyid Effendi dengan sengaja mencetak gol bunuh diri dengan menendang bola ke gawangnya sendiri sehingga skor menjadi 3-2 untuk kemenangan Thailand. Kedua tim akhirnya didenda karena telah "merusak semangat sepak bola" dan Mursyid sendiri dilarang bermain dalam sepak bola internasional seumur hidup. Juara pada tahun 1998 adalah Singapura yang mengalahkan Vietnam di babak final dengan skor 1-0..

   Pada Piala Tiger 2000 & 2002 terjadi final "el clasico ASEAN" yang semuanya dimenangkan Thailand setelah berturut-turut mengalahkan Indonesia di final. Sejak Piala Tiger 2002 Piala Tiger mulai diselenggarakan di dua negara.

   Pada Piala Tiger 2004, babak semifinal dan final mulai diselenggarakan dengan sistem tandang-kandang untuk lebih memopulerkan kejuaraan ini. Piala Tiger kali ini juga mencatat keikut sertaan Timor Leste dalam kejuaraan ini untuk pertama kalinya. Piala Tiger 2004 direbut Singapura yang mengalahkan Indonesia di final kandang dan tandang.

   Kejuaraan Sepak Bola ASEAN 2007 diadakan di Singapura dan Thailand dan kembali dijuarai Singapura setelah mengalahkan Thailand pada final di kandang Singapura dan bermain imbang di kandang Thailand.

   Piala Suzuki AFF 2008 diadakan di Indonesia dan Thailand yang kali ini dijuarai Vietnam yang mengalahkan Thailand pada final di kandang Thailand dan bermain imbang di kandang Vietnam.

   Piala Suzuki AFF 2010 kembali diadakan di Indonesia bersama dengan Vietnam. Pada edisi ini, juara bertahan Vietnam gagal mempertahankan gelarnya, di mana Malaysia menjadi juara, setelah mengalahkan Indonesia dengan agregat skor 4-2 (menang 3-0 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia, kemudian kalah 1-2 di kandang Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno).

( Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Suzuki_AFF , dengan pengubahan seperlunya )

Wassalamualaikum Wr. Wb.